Kalor jenis
Rumus:
dengan ketentuan:
= Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
= Massa zat (Gram, Kilogram)
= Kalor jenis (Joule/kilogram°C, Joule/gram°C, Kalori/gram°C)
= Perubahan suhu (°C) → (t2 - t1)

= Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
= Massa zat (Gram, Kilogram)
= Kalor jenis (Joule/kilogram°C, Joule/gram°C, Kalori/gram°C)
= Perubahan suhu (°C) → (t2 - t1)
a.
|
Epitel
pipih selapis Contoh: pada pembuluh darah, alveolus, pembuluh limfe, glomerulus ginjal. |
b.
|
Epitel
banyak lapis
Contoh: pada kulit, rongga mulut, vagina. |
a.
|
Epitel
kubus selapis Contoh: pada kelenjar tiroid, permukaan ovarium. |
b.
|
Epitel
kubus banyak lapis Contoh: pada saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit. |


1.
|
Sel
Saraf Sensorik Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sumsum tulang belakang. |
2.
|
Sel
Saraf Motorik Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor. |
3.
|
Sel
Saraf Penghubung Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain. |







Hukum dasar mekanika terbukti mampu menjelaskan berbagai fenomena yang berhubungan dengan sistem diskrit (partikel). Hukum dasar ini tercakup dalam formulasi Hukum Newton tentang gerak. Selain sistem diskrit di alam ini terdapat bentuk sistem lain yaitu sistem kontinyu yang mencakup benda tegar dan fluida. Pada bagian ini akan dibahas formulasi hukum mekanika pada benda tegar yang pada akhirnya akan diperoleh bahwa hukum-hukum yang berlaku pada sistem diskrit juga berlaku pada sistem kontinu ini.



.
.
.

![]() | dan | ![]() |
) dengan suatu garis mendatar (
). Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi persamaan kuadrat tersebut dengan persamaan garis yang titik potong antar keduanya ingin dicari dan menyamakannya dengan nol.
dan
,
dan
, dan
dan
.

yang memberikan
adalah himpunan bilangan riil, maka pembuat nol dari
adalah eksak koordinat-x di saat titik-titik tersebut menyentuh sumbu-x.